Kamis, 02 September 2010

DASAR PROGRAMA LINIER

Pengertian Umum

Suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara yang terbaik yang mungkin dilakukan.

Contoh Situasi :

- persoalan pengalokasian fasilitas produksi

- penjadwalan produksi

- pemilihan pola pengiriman, dll

Menggunakan model matematis untuk menjelaskan persoalan yang dihadapi.

Linier = Seluruh fungsi matematis adalah fungsi linier

Programa = Perencanaan

Programa linier :

Perencanaan aktivitas-aktitas untuk memperoleh hasil yang optimum, yaitu suatu hasil yang mencapai tujuan terbaik diantara alternatif yang fisibel.

Contoh Ilustrasi :

PT.Sayang Anak memproduksi dua jenis mainan yang terbuat dari kayu, berupa boneka dan kereta api. Pengerjaan Boneka dan Kereta Api memerlukandua kelompok tenaga kerja (tukang kayu dan tukang poles), ada 100 jam poles/minggu dan 80 jam per kayu/minggu.

Boneka

-dijual dengan harga Rp.27000/lusin

-Biaya material Rp 10000/lusin, biaya tenaga kerja Rp.14000/lusin

-2 jam poles dan 1 jam pek kayu/lusin

-kebutuhan tidak lebih 40 lusin/minggu

Kereta Api

-dijual dengan harga Rp.21000/lusin

-Biaya material Rp 9000/lusin, biaya tenaga kerja Rp.10000/lusin

-1 jam poles dan 1 jam pek kayu/lusin

-kebutuhan kereta api tak terbatas

Berapa lusin jenis mainan masing-masing dibuat untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum ?

Dalam membangun model dari formulasi persoalan di atas akan digunakan karakteristik-karakteristik yang biasa digunakan dalam persoalan programa linier, yaitu :

a. Variabel Keputusan

Adalah variabel yang menguraikan secara lengkap keputusan-keputusan yang akan dibuat. Dalam persoalan ini, variabel keputusan akan menentukan berapa banyak boneka dan kereta api yang harus dibuat setiap minggunya.

Misalkan :

x1 = banyaknya boneka yang dibuat setiap minggu

x2 = banyaknya kereta api yg dibuat setiap minggu.

b. Fungsi Tujuan

Merupakan fungsi dari variabel keputusan yang akan dimaksimumkan (untuk pendapatan dan keuntungan) atau diminimumkan (untuk ongkos).

Pada persoalan ini akan dimaksimumkan (pendapatan /minggu)-ongkos material/minggu)-(ongkos tenaga kerja/minggu).

Pendapatkan dan ongkos-ongkos ini dapat diekspresikan dengan menggunakan variabel keputusan x1 dan x2. Pendapatan dan ongkos dlm ribuan

Pendapatan/minggu : 27 x1 + 21 x2

Ongkos material/minggu : 10 x1 + 9 x2

Ongkos tenaga kerja/minggu : 14 x1 + 10 x2

Sehingga yang akan dimaksimumkan :

(27 x1 + 21 x2)-(10 x1 + 9 x2)-(14x1+10 x2)=3x1+2x2

Jadi untuk menyatakan nilai fungsi tujuan akan digunakan variabel z, sehingga :

Z = 3 x1 + 2 x2

c. Pembatas

Merupakan kendala yang dihadapi, sehingga kita tidak bisa menentukan harga-harga variabel keputusan secara sembarang.

Pada persoalan diatas, ada 3 pembatas :

Pembatas 1 : Setiap minggu tidak lebih dari 100 jam

pemolesan yang dapat digunakan.

Pembatas 2 : Setiap minggu tidak lebih dari 80 jam

waktu pengerjaan yg boleh digunakan.

Pembatas 3 : Tidak dari 40 lusin boneka yang boleh

dibuat (karena permintaan)

Selanjutnya ekspresikan pembatas-pembatas tsb ke dalam x1 dan x2, sbb :

2 x1 + x2 ≤ 100

x1 + x2 80

x1 ≤ 40

Koefisien dari variabel keputusan pada pembatas disebut koefisien teknologis, bilangan yang berada di sisi kanan pembatas disebut ruas kanan pembatas

d. Pembatas Tanda

Pembatas yang menyatakan apakah variabel keputusan diasumsikan hanya berharga nonegatif.

X1 ≥ 0

X2 ≥ 0

Dengan demikian, formulasi lengkap dari persoalan PT Sayang Anak adalah :

Maksimumkan :

Z = 3 x1 + 2 x2

Berdasarkan :

2 x1 + x2 ≤ 100

x1 + x2 80

X1 ≤ 40

X1 ≥ 0

X2 ≥ 0

Contoh Ilustrasi 2 :

PT. Indah Gelas adalah suatu perusahaan yang memproduksi kaca berkualitas tinggi untuk digunakan sebagai jendela dan pintu. Perusahaan ini mempunyai tiga buah pabrik, yaitu :

Pabrik 1 ; membuat bingkai aluminium

Pabrik 2 ; membuat bingkai kayu

Pabrik 3 ; memproduksi kaca dan merakit produk

Perusahaan mendapat pesanan 2 macam produk baru yang potensial, yaitu :

-pintu kaca setinggi 8 kaki dg bingkai aluminium (produk 1)

-jendela kaca 4 x 6 kaki dg bingkai kayu (produk 2)

Kepala bagian pemasaran telah menyimpulkan bahwa perusahaan harus dapat menjual kedua produk tsb sebanyak-banyaknya, yaitu sejumlah yang dibuat sesuai dengan kapasitas yang ada.

Berapa banyak masing-masing produk harus dibuat sehingga diperoleh keuntungan terbaik?

Untuk menyelesaikan persoalan diatas, terlebih dahulu dicari data mengenai :

  1. Persentase kapasitas produksi masing-masing pabrik yg dapat digunakan untuk kedua macam produk tsb.
  2. Prosentase kapasitas yang diperlukan oleh masing-masing produk untuk setiap unit yang diproduksi per menit.
  3. Keuntungan per unit untuk masing-masing produk.

Pabrik

Penggunaan per unit

Kapasitas

Produk 1

Produk 2

1

1

0

4

2

0

2

12

3

3

2

18

z

$3

$5


Karena kapasitas yg telah digunakan oleh suatu produk di pabrik 3 menyebabkan produk lain tidak dpt menggunakannya, persoalan ini dikenal sebagai persoalan programa linier dengan tipe campuran produk atau product mix

Untuk memformulasikan model matematis dari persoalan ini, maka :

a. Variabel Keputusan

x1 = jumlah unit dari produk 1 yang diproduksi per menit

x2 = jumlah unit dari produk 2 yang diproduksi per menit

b. Fungsi Tujuan

Z = 3 x1 + 5 x2

c. Pembatas & Pembatas Tanda

Kapasitas pabrik yang diekspresikan ke dalam x1 dan x2, sbb :

x1 ≤ 4

2x2 ≤ 12

3x1 + 2x2 ≤ 18

X1 ≥ 0

X2 ≥ 0

Sebagai kesimpulan persoalan diatas dinyatakan secara matematis :

Maksimumkan : Z = 3 x1 + 5 x2

Berdasarkan :

x1 ≤ 4

2x2 ≤ 12

3x1 + 2x2 ≤ 18

x1 ≥ 0

x2 ≥ 0

Dari ilustrasi diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian persoalan programa linier adalah suatu persoalan optimasi dimana kita melakukan hal-hal berikut :

1. Kita berusaha memaksimumkan atau meminimumkan suatu fungsi linier dari variabel-variabel keputusan yang disebut fungsi tujuan.

2. Harga/besaran dari variabel-variabel keputusan itu harus memenuhi suatu set pembatas. Setiap pembatas harus merupakan persamaan linier atau ketidak samaan linier.

3. Suatu pembatas tanda dikaitkan dengan setiap variabel. Untuk setiap variabel xi, pembatasan tanda akan menunjukkan apakah xi harus nonnegatif (xi ≥ 0) atau xi tidak terbatas dalam tanda.

MODEL PROGRAMA LINIER

Seperti contoh persoalan PT Indah Gelas terdapat tiga buah sumber terbatas (yaitu kapasitas produksi ketiga pabrik) yang harus dialokasikan diantara dua aktifitas yang bersaing (yaitu dua macam produk baru yang dipesan).

Sekarang, bagaimana jika ada sejumlah (katakan m buah) sumber yang terbatas yang harus dialokasikan diantara sejumlah (katakan n buah) aktifitas yang bersaing?

Model Umum :

Aktifitas

Penggunaan per unit

Kapasitas

Sumber

1

2

...

n

1

A11

A12

...

A1n

B1

2

A21

A22

...


B2

.



.


.

.



.


.

.



.


.

M

Am1

Am2

...

Amn

Bm

z/unit

C1

C2

...

cn


Tingkat

X1

X2

...

xn


Formulasi model matematis dari persoalan pengalokasian sumber-sumber pada aktifitas-aktifitas sebagai berikut :

Maksimumkan : Z = c1 x1 + c2 x2 + …+ cn xn

Berdasarkan pembatas :

a11 x1 + a12 x2 + … + a1n xn ≤ b1

a21 x1 + a22 x2 + … + a2n xn ≤ b2

.

.

.

am1 x1 + am2 x2 + … + amn xn ≤ bm

x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, … , xn ≥ 0,

Formulasi diatas dinamakan sebagai bentuk standar dari persoalan programa linier, dan setiap situasi yang formulasi matematisnya memenuhi ini adalah persoalan programa linier.

Istilah yg lebih umum dari programa linier ini adalah sebagai berikut :

a. Fungsi yang dimaksimumkan , yaitu c1 x1 + c2 x2 + …+ cn xn , disebut fungsi tujuan .

b. Pembatas-pembatas atau konstrain.

c. Sebanyak m buah konstrain pertama sering disebut konstrain fungsional atau pembatas teknologis.

d. Pembatas xj ≥ 0 disebut sebagai konstrain nonnegatif

e. Variabel xj adalah variabel keputusan.

f. Konstanta-konstanta aij, bi, cj adalah parameter-parameter model.

Selain model programa linier dg bentuk seperti yg telah diformulasikan diatas, ada pula model programa linier dengan bentuk agak lain, seperti :

1. Fungsi tujuan bukan memaksimumkan, melainkan meminimumkan.

Contoh : Minimumkan z = c1 x1 + c2 x2 + …+ cn xn

2. Beberapa konstrain fungsionalnya mempunyai ketidaksamaan lebih besar atau sama dengan. Contoh :

Untuk beberapa harga i

3. Beberapa konstrain fungsionalnya mempunyai bentuk persamaan.

Contoh :

Untuk beberapa harga i

ASUMSI DALAM PROGRAMA LINIER

Dalam menggunakan model programa linier, diperlukan beberapa asumsi sebagai berikut :

1. Asumsi Kesebandingan (proportionality)

2. Asumsi penambahan (addivity)

3. Asumsi pembagian (divisibility)

4. Asumsi kepastian (certainty)

Asumsi Kesebandingan

a. Kontribusi setiap variabel keputusan terhadap fungsi tujuan adalah sebanding dengan nilai variabel keputusan. Contoh : kita membuat 4 lusin boneka, maka kontribusinya terhadap fungsi tujuan adalah 4 kali kontribusi setiap lusin boneka. (atau 4 x Rp.3.000 = Rp. 12.000)

b. Kontribusi suatu variabel keputusan terhadap ruas kiri dari setiap pembatas juga sebanding dengan nilai variabel keputusan. Contoh : jika kita membuat 4 lusin boneka maka diperlukan 4 kali waktu pemolesan yang dibutuhkan oleh setiap lusin boneka. (atau 4 x 2 jam = 8 jam)

Asumsi Penambahan

a. Kontribusi setiap variabel keputusan terhadap fungsi tujuan bersifat tidak tergantung pada nilai dari variabel keputusan yang lain. Contoh : berapapun nilai x2 pembuatan sejumlah x1 boneka akan selalu berkontribusi sebesar Rp.3.000 terhadap fungsi tujuan.

b. Kontribusi suatu variabel keputusan terhadap ruas kiri setiap pembatas bersifat tidak tergantung pada nilai dari variabel keputusan yang lain. Contoh : Berapun nilai x1, pembuatan sejumlah x2 kereta api akan memerlukan sebanyak x2 jam pemolesan dan x2 jam pekerjaan kayu.

Asumsi Pembagian

Dalam persoalan programa linier, variabel keputusan boleh diasumsikan berupa bilangan pecahan.

Asumsi Kepastian

Setiap parameter, yaitu koefisien fungsi tujuan, ruas kanan, koefisien teknologis, diasumsikan dapat diketahui secara pasti.

Suatu masalah pemrograman hanya dpt dirumuskan ke dalam persoalan programa linier apabila asumsi-asumsi diatas terpenuhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar