Selasa, 25 Januari 2011

Perbedaan Sinyal/Data Analog Dengan Sinyal/Data Digital

1. Sinyal/Data Analog

Sinyal/Data analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitudo dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus.

Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.

v Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.

v Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.

v Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

2. Sinyal/Data Digital

Sinyal/Data digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat.

Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.

DATA DAN SINYAL

Data analog dapat merupakan sinyal analog. Demikian pula,data digital dapat merupakan sinyal digital. Data digital dapat juga dijadikan sinyal analog dengan memakai modem (modulator/demodulator) sedangkan data analog dapat dijadikan sinyal digital dengan memakai codec (coder-decoder).

Lihat tabel berikut yang merangkum metode transmisi data :

data analog

Dua alternatif: (1) sinyal menempati spektrum yang sama seperti data analog; (2) data analog diuraikan untuk menempati posisi spektrum yang berbeda

data analog diuraikan mempergunakan suatu codec untuk memproduksi suatu aliran bit digital.

data digital

data digital data digital diuraikan menggunakan suatu modem untuk memproduksi sinyal analog.

dua alternatif: (1) sinyal terdiridari dua level tegangan yang mewakili dua angka binary; (2) data digital diuraikan untuk menghasilkan suatu sinyal digital sesuai dengan keinginan.

sinyal analog

disebarkan melalui amplifier; perlakuan yang sama baik sinyal yang digunakan sebagai data analog atau digital.

anggap bahwa sinyal analog mewakili data digital. Sinyal disebarkan melalui repeater; pada tiap repeater, data digital diperoleh kembali dari sinyal asal dan dipakai untuk menghasilkan suatu sinyal analog baru yang berbeda.

sinyal digital

Tidak dipakai

sinyal digital mewakili suatu aliran dari ‘1′ dan ‘0′, dimana mungkin mewakili data digital atau mungkin suatu encoding dari data analog. Sinyal disebarkan melalui repeaterrepeater; pada tiap repeater, aliran dari ‘1′ dan ‘0′ diperoleh kembali dari sinyal asal dan dipakai untuk menghasilkan suatu sinyal digital baru yang berbeda.

Transmisi analog adalah suatu upaya mentransmisi sinyal analog tanpa memperhatikan muatannya; sinyal-sinyalnya dapat mewakili data analog atau data digital. Untuk jarak yang jauh dipakai amplifier yang akan menambah kekuatan sinyal sehingga menghasilkan distorsi yang terbatas.

Transmisi digital, berhubungan dengan muatan dari sinyal. Untuk mencapai jarak yang jauh dipakai repeater yang menghasilkan sinyal sebagai ‘1′ atau ‘0′ sehingga tidak terjadi distorsi.


source : http://blog.ub.ac.id/ayiezt/2010/03/08/perbedaan-sinyaldata-analog-dengan-sinyaldata-digital/

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI NIRKABEL DARI 0G – 4G

Pendahuluan

Melihat perkembangan teknologi informasi pada saat ini berkembang seiring dengan revolusi teknologi informasi. Hal ini terlihat pula dalam perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi yang berkembang pesat teknologinya dan layanan komunikasi bergerak di dunia (mobile evolutions).

Perkembangan teknologi telekomunikasi di dunia terjadi dengan sangat pesat dikarenakan kebutuhan untuk berkomunikasi dan bertukar data dengan cepat, mudah dan mobile. Salah satu teknologi komunikasi yang sedang mulai banyak di implementasikan, khususnya di Indonesia adalah teknologi wireless 3G (Third Generation) atau generasi ketiga untuk komunikasi selular.

Teknologi wireless 3G atau generasi ketiga untuk komunikasi selular merupakan teknologi komunikasi yang berevolusi dan berkembang karena tuntutan teknologi komunikasi yang memerlukan pertukaran data yang besar, cepat dan dapat digunakan di mana saja atau mobile. Tetapi sebelum membahas teknologi wireless 3G, kita harus memahami sedikit cara kerja berdasarkan modulasinya yang umum digunakan dalam teknologi komunikasi seluler yang akan menjadi dasar perbedaan kemampuan pada teknologi komunikasi pada tiap generasi sebelum teknologi 3G (0G, 1G, 2G, 2.5G) dan sedikit membahas pengembangan teknologi setelah 3G (3.5G dan 4G).

Ada 3 teknik komunikasi berdasarkan modulasi yang umum di gunakan, yaitu:

1. Frequency Division Multiple Access ( FDMA)

FDMA merupakan teknologi komunikasi wireless yang pertama di implementasikan dan digunakan oleh publik. Menggunakan transmisi analog dimana kanal tiap pengguna dibedakan berdasarkan frekuensi (satu pengguna di satu frekuensi, mirip dengan prinsip stasiun radio).

2. Time Division Multiple Access ( TDMA)

TDMA merupakan teknologi komunikasi wireless yang dikomersialkan tahun 1993, menggunakan transmisi digital dimana Penggunaan saluran frekuensi menggunakan batasan waktu. Suara yang masuk kedalam saluran/kanal dikompresi kedalam format digital dan mempunyai ukuran yang kecil. Secara kapasitas TDMA mempunyai daya tampung menerima panggilan yang lebih luas dibanding model analog pada FDMA.

3. Code Division Multiple Access ( CDMA)

CDMA merupakan teknologi komunikasi wireless dimana pengiriman data (voice) yang masuk kedalam saluran/kanal dan akan dipecah-pecah menjadi potongan yang kecil-kecil dan masuk kedalam saluran frekuensi yang terpisah-pisah, kemudian paket data yang kecil-kecil tersebut akan disebarkan dengan kode yang “unik” dan hanya dapat diterima pada penerima yang mempunyai kesesuaian data yang akan diambil.

Dalam bab pembahasan ini akan dijelaskan tentang perkembangan teknologi wireless. Baik sebelum teknologi sebelum 3G yang terdiri dari teknologi 0G, 1G, 2G, dan 2.5G, Teknologi 3G sendiri, dan pengembangan teknologi 3G yang terdiri dari teknologi 3.5G dan sekilas tentang 4G.

Untuk lebih jelasnya bisa anda unduh file disini

Syafari., Anjar., 2007, artikel : Sekilas tentang Teknologi 3G, http://www.ilmukomputer.com.

Sabtu, 25 Desember 2010

Digital Divide

Digital Divide adalah kesenjangan yang diakibatkan oleh perbedaan memperoleh teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memang memberikan efek yang signifikan atau jelas terhadap seluruh bidang kehidupan manusia. Namun bila perkembangan teknologi tersebut tidak tersebar secara merata maka akan terjadi kesenjangan digital, atau yang disebut digital divide.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya digital divide (kesenjangan digital) adalah sebagai berikut:

  1. Infrastruktur

Infrastruktur merupakan fasilitas pendukung seperti fasilitas listrik, fasilitas internet, fasilitas komputer dan fasilitas pendukung lainnya. Contoh kesenjangan Infrastruktur misal seorang remaja bernama A tinggal di jawa memiliki komputer dan internet cenderung memiliki wawasan pengetahuan yang lebih luas ketimbang seorang remaja bernama B yang tinggal di papua, jangankan memiliki komputer dan internet, listrik saja mungkin masih jarang ditempatnya, jadi wawasannya cenderung terbatas dan susah untuk berkembang.

  1. Kurangnya skill (SDM)

Sumber Daya Manusia (SDM) sangat berpengaruh dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi karena SDM ini menentukan bisa tidaknya seseorang mengoperasikan atau mengakses sebuah informasi.

  1. Kekurangan isi / materi (Content)

Materi – materi yang ada di internet sebagian besar memakai bahasa Inggris, adapun materi yang memakai bahasa Indonesia lebih banyak yang berbentuk berita dan entertainment (hiburan), maka dari itu materi tentang pendidikan dalam bahasa Indonesia perlu diperbanyak.

  1. Kurangnya pemanfaatan terhadap internet itu sendiri

Bila kita berbicara tentang Internet bukan hanya dikarenakan masalah infrastruktur, banyak pemilik komputer yang bahkan setiap hari mengakses internet tetapi tidak menghasilkan sesuatu. Misal seorang remaja A yang tiap hari mengakses internet namun hanya untuk main chating atau untuk main game online saja. Tentu si A belum bisa dikatakan meraih keuntungan sepenuhnya dari internet itu.

Penjadwalan CPU

I. Pengenalan Penjadwalan CPU

Penjadwalan CPU (CPU Scheduling) adalah basis dari sistem operasi multiprograming. Dengan men-switch CPU kepada proses-proses, sistem operasi dapat membuat komputer lebih produktif.

Penjadwalan berkaitan dengan permasalahan memutuskan proses mana yang akan dilaksanakan dalam suatu sistem. Proses yang belum mendapat jatah alokasi dari CPU akan mengantri di ready queue. Algoritma penjadwalan berfungsi untuk menentukan proses manakah yang ada di ready queue yang akan dieksekusi oleh CPU.

II. Konsep Dasar Penjadwalan CPU

Tujuan dari multiprograming adalah agar beberapa proses dapat berjalan sedemikian rupa sehingga penggunaan CPU menjadi maksimal (CPU utilization maksimal). Ketika CPU mengganggur, sistem operasi harus memilih satu dari proses dalam ready queue untuk dieksekusi. Pemilihan tersebut dilakukan oleh penjadwal CPU (CPU Scheduler). Penjadwal tersebut akan memilih di antara proses di memori yang siap untuk dieksekusi dan kemudian akan memberikan jatah CPU kepada salah satu proses tersebut.

Keputusan dalam penjadwalan CPU berlangsung saat state proses :

1. Berubah dari running state ke waiting state

2. Berubah dari running state ke ready state

3. Berubah dari waiting state ke ready state

4. Terminates

Untuk nomor 1 dan 4, skema penjadwalannya dikatakan non-preemptive. Sedangkan untuk nomor 2 dan 3, skema penjadwalannya dikatakan preemptive. Preemptive maksudnya dapat diganti oleh proses lain. Non-preemptive maksudnya tidak dapat diganti oleh proses lain (proses yang sedang berjalan harus dijalankan sampai selesai dulu).

III. Kriteria Penjadwalan

Kriteria yang digunakan untuk membandingkan algoritma-algoritma penjadwalan adalah sebagai berikut:

  • CPU utilization

Idealnya adalah membuat CPU bekerja sesibuk mungkin.

  • Throughput
    Throughput adalah banyaknya proses yang selesai dieksekusi per satuan waktu. Semakin banyak throughput, semakin baik.
  • Turnaround time
    Turnaround time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi suatu proses. Semakin kecil turnaround time, semakin baik.
  • Waiting time
    Waiting time adalah waktu yang dibutuhkan suatu proses selama menunggu di ready queue. Semakin kecil waiting time, semakin baik.
  • Response time
    Response time adalah waktu yang dibutuhkan sejak suatu proses datang me-request sampai proses itu menerima response pertama. Semakin kecil response time, semakin baik.

IV. Algoritma Penjadwalan

Jenis-jenis algoritma penjadwalan adalah sebagai berikut :

1. Nonpreemptive, menggunakan konsep :

a. FIFO (First In First Out) atau FCFS (First Come First Serve)

b. SJF (Shortest Job First)

c. HRN (Highest Ratio Next)

d. MFQ (Multiple Feedback Queues)

2. Preemptive, menggunakan konsep :

a. RR (Round Robin)

b. SRF (Shortest Remaining First)

c. PS (Priority Schedulling)

d. GS (Guaranteed Schedulling)


sumber :http://bebas.vlsm.org/